Bismillahirrahmanirrahiim,
Sahabatku yg dirakhmati Allah Ta’Ala
Suatu hal yg sangat manusiawi sekali dengan sifat memiliki/posessif yg ada pada diri setiap orang. Seorang istri maupun suami pasti merasa bahwa pasangannya adalah "milik"nya. Rasanya gak rela jika harus berbagi hati dan jasad pasangan hidup kita (baca : suami/istri) dengan orang lain. Mungkin hanya segelintir perempuan saja yg ikhlas untuk membaginya dengan perempuan lain (poligami). Tapi… tunggu dulu.. catatan sederhana ini tidak akan membahas tentang poligami, tapi tentang sifat memiliki/posessif yg saya singgung di awal tadi. Begitu pula sebaliknya, suami mana yg rela istri tercintanya "main hati" dengan laki2 lain.
Rasa Posessif juga bisa kita rasakan pada benda atau barang. Pasti ada rasa sangat kehilangan jika mobil yg sudah dibeli dengan hasil keringat sendiri tiba2 raib dari garasi rumah. Pasti panic dan buru2 lapor polisi. Atau baru juga terima gaji, dompet masih tebal gara2 desak-desakan di dalam bus… eh, tiba2 hilang berpindah ke tangan pencopet yg lihai aduhai…
Begitu besar rasa memiliki pada hal2 kasat mata yg telah menjadi bagian dari hidup kita. Namun sahabatku, sebenarnya ada satu hal yg kita punyai namun terkadang justru kita sendiri lah yg membiarkannya "hilang" atau "dicuri" secara perlahan-lahan. Herannya lagi tidak ada rasa sedih yg sangat mendalam atau tangisan yg meraung-raung ketika "sesuatu" itu diam2 mulai hilang atau tergerus… Itu lah dia "Iman" sahabatku…
Sahabatku yg dikasihi Allah Ta’Ala,
Pernah gak bertanya dalam hati begini, kenapa ya dulu saya selalu berlinangan airmata kalo lagi sholat, atau ketika membaca dan mendengarkan ayat2 suci Al Qur’an juga sewaktu sedang menengadahkan tangan memohon pada Allah Subhana Hu Wa Ta’Ala. Rasanya bisa berderai-derai air mata ini mengalir, namun mengapa sekarang tidak lagi ya…? Mengapa dulu rasanya bersalah sekali jika tidak sholat diawal waktu namun kini rasa bersalah itu lenyap sudah ya…?
Semua yg engkau rasakan itulah "manisnya Iman". Hati-hati lah sahabat, jika pertanyaan2 di atas pernah muncul di benakmu, bisa jadi "Rasa manisnya Iman" itu perlahan-lahan sudah mulai "hilang/dicuri". Siapa yg mencurinya..? Jawabannya Syeithan LaknaTullah yg berkolaborasi dengan nafsumu. Mengapa ketika rasa"manisnya Iman" itu mulai hilang tapi engkau tidak merasakan kehilangan sebesar rasa kehilangan ketika mobil mu dicuri..? atau mengapa tidak sesedih ketika istrimu "dicuri" orang…?
Mengapa sulit sekali untuk Posessif pada Iman kita…?
Sahabatku yg dirakhmati Allah Ta’Ala,
Mulai hari ini, marilah kita sama2 berjanji untuk memelihara dan menjaga Iman kita sebaik-baiknya. Bagaimana caranya…? Sholatlah di awal waktu secara terus-menerus, mulailah kerjakan sholat sunnah disamping yg fardhu. Peliharalah ibadahmu, rasa ketergantunganmu yg amat sangat pada Rabb-mu. Jadikanlah ibadah suatu kebutuhan bukan kewajiban… InsyaAllah akan engkau rasakan "Manisnya Iman". Setelah itu, jagalah baik2, jangan biarkan Syeithan LaknaTullah "membujukmu" untuk melepaskannya, supaya bisa "dicurinya". Sahabatku.. Posessif lah pada Imanmu…
So, Ladies and Gents… from this moment, be possesive with your faith..
"Keep the faith… keep the faith… Lord, we got to keep the faith…"
Sahabatku yg dirakhmati Allah Ta’Ala
Suatu hal yg sangat manusiawi sekali dengan sifat memiliki/posessif yg ada pada diri setiap orang. Seorang istri maupun suami pasti merasa bahwa pasangannya adalah "milik"nya. Rasanya gak rela jika harus berbagi hati dan jasad pasangan hidup kita (baca : suami/istri) dengan orang lain. Mungkin hanya segelintir perempuan saja yg ikhlas untuk membaginya dengan perempuan lain (poligami). Tapi… tunggu dulu.. catatan sederhana ini tidak akan membahas tentang poligami, tapi tentang sifat memiliki/posessif yg saya singgung di awal tadi. Begitu pula sebaliknya, suami mana yg rela istri tercintanya "main hati" dengan laki2 lain.
Rasa Posessif juga bisa kita rasakan pada benda atau barang. Pasti ada rasa sangat kehilangan jika mobil yg sudah dibeli dengan hasil keringat sendiri tiba2 raib dari garasi rumah. Pasti panic dan buru2 lapor polisi. Atau baru juga terima gaji, dompet masih tebal gara2 desak-desakan di dalam bus… eh, tiba2 hilang berpindah ke tangan pencopet yg lihai aduhai…
Begitu besar rasa memiliki pada hal2 kasat mata yg telah menjadi bagian dari hidup kita. Namun sahabatku, sebenarnya ada satu hal yg kita punyai namun terkadang justru kita sendiri lah yg membiarkannya "hilang" atau "dicuri" secara perlahan-lahan. Herannya lagi tidak ada rasa sedih yg sangat mendalam atau tangisan yg meraung-raung ketika "sesuatu" itu diam2 mulai hilang atau tergerus… Itu lah dia "Iman" sahabatku…
Sahabatku yg dikasihi Allah Ta’Ala,
Pernah gak bertanya dalam hati begini, kenapa ya dulu saya selalu berlinangan airmata kalo lagi sholat, atau ketika membaca dan mendengarkan ayat2 suci Al Qur’an juga sewaktu sedang menengadahkan tangan memohon pada Allah Subhana Hu Wa Ta’Ala. Rasanya bisa berderai-derai air mata ini mengalir, namun mengapa sekarang tidak lagi ya…? Mengapa dulu rasanya bersalah sekali jika tidak sholat diawal waktu namun kini rasa bersalah itu lenyap sudah ya…?
Semua yg engkau rasakan itulah "manisnya Iman". Hati-hati lah sahabat, jika pertanyaan2 di atas pernah muncul di benakmu, bisa jadi "Rasa manisnya Iman" itu perlahan-lahan sudah mulai "hilang/dicuri". Siapa yg mencurinya..? Jawabannya Syeithan LaknaTullah yg berkolaborasi dengan nafsumu. Mengapa ketika rasa"manisnya Iman" itu mulai hilang tapi engkau tidak merasakan kehilangan sebesar rasa kehilangan ketika mobil mu dicuri..? atau mengapa tidak sesedih ketika istrimu "dicuri" orang…?
Mengapa sulit sekali untuk Posessif pada Iman kita…?
Sahabatku yg dirakhmati Allah Ta’Ala,
Mulai hari ini, marilah kita sama2 berjanji untuk memelihara dan menjaga Iman kita sebaik-baiknya. Bagaimana caranya…? Sholatlah di awal waktu secara terus-menerus, mulailah kerjakan sholat sunnah disamping yg fardhu. Peliharalah ibadahmu, rasa ketergantunganmu yg amat sangat pada Rabb-mu. Jadikanlah ibadah suatu kebutuhan bukan kewajiban… InsyaAllah akan engkau rasakan "Manisnya Iman". Setelah itu, jagalah baik2, jangan biarkan Syeithan LaknaTullah "membujukmu" untuk melepaskannya, supaya bisa "dicurinya". Sahabatku.. Posessif lah pada Imanmu…
So, Ladies and Gents… from this moment, be possesive with your faith..
"Keep the faith… keep the faith… Lord, we got to keep the faith…"
*pinjem liriknya Bon Jovi…
Semoga catatan sederhana ini ada manfaatnya, InsyaAllah..
Wassalam,
Cibubur 15 Mei 2010
RINA SYARIF,
Yg lemah dan miskin ilmu
Semoga catatan sederhana ini ada manfaatnya, InsyaAllah..
Wassalam,
Cibubur 15 Mei 2010
RINA SYARIF,
Yg lemah dan miskin ilmu
Nice note sis,,, semoga bermanfaat bagi semua yg membacanya,, including me :D
ReplyDelete