Sunday, May 30, 2010
RELAKAH SHOLAT 40 HARI TIDAK DITERIMA ALLAH HANYA KRN MENGINTIP ZODIAK...?
Saturday, May 29, 2010
BOSAN SAMA KAMU..? GAK LAGI DEECH...
Jam hampir menunjukkan pukul 01.00 dini hari, tapi laki-laki itu masih asyik ngobrol di salah satu cafĂ© di pusat ibu kota, bersama sahabat-sahabat karibnya. “Gak pulang loe..? dicariin anak bini tuuh..”, goda salah seorang temannya. Laki-laki itu tersenyum hambar. “Bosen achh… di rumah selalu monoton, gue cuma mau refreshing,” jawabnya santai. Lalu laki-laki itu sudah larut dengan kepulan asap rokok dan perbincangan panjang dengan teman-temannya.
“Kok elo bisa bosen sich..? Gue pikir hidup elo udah nyaris sempurna. Punya tiga orang anak yg lucu-lucu, istri yg cantik, pekerjaan sudah mapan, ada rumah dan mobil pribadi, belum lagi elo juga punya bisnis sendiri”, Tanya salah seorang temannya. “Naaah… itu dia, karena hidup gue datar jadi gak seasyik jaman kita kuliah dulu yg hampir tiap bulan ada jadwal demo ke gedung DPR, bisa TePe (Tebar Pesona) sama adek kelas, mmmhh… gue kangen sama my old times..”, laki-laki itu menerawang jauh sambil mengenang masa lalunya.
Sahabatku yg dirakhmati Allah Ta’Ala,
Khususnya buat sahabat laki-lakiku, pernahkah engkau merasakan kejenuhan yg sama..? Kejenuhan yg saya gambarkan dalam prolog tulisan sederhanaku ini…? Gak usah malu mengakuinya, itu adalah hal yg wajar dan manusiawi sekali jika selalu membanding-banding keadaan yg telah ada sekarang dengan masa yg telah lampau. Hanya saja ketika kita merasakan hal tersebut, cepat-cepatlah Istighfar. Mengapa..? Karena itu tanda-tandanya kita sudah kehilangan rasa syukur nikmat atas setiap rakhmat Allah Ta’Ala.
Coba pikirkan lah sahabat, banyak sekali dalam hidup ini yg harus kita syukuri. Usahlah dihidupkan lagi kenangan “jaman kemerdekaan” dulu atau jaman “I’m single and very happy”. Tidakkah engkau sadari bahwa banyak orang-orang diluar sana mau membayar berapapun juga untuk bisa memiliki kehidupan sepertimu..? Coba pikirkan nikmat Allah Ta’Ala yg luar biasa banyak yg telah dianugrahkan kepadamu. Ayoo… sahabatku, buka lah matamu…
Sahabatku, jika engkau jenuh dengan kehidupan yg engkau rasakan monoton, maka berusahalah mencari variasinya. Jika engkau sudah mulai merasakan rumah tanggamu adalah rutinitas yg membosankan, maka ajaklah istrimu untuk membuatnya “segar” kembali. Bagaimana caranya…? Saya punya beberapa tips pribadi, semoga bermanfaat bagi sahabatku.
TIPS BIAR GAK BOSAN DALAM BERUMAH TANGGA
Lakukan saja sesuatu yg tidak pernah kalian lakukan berdua sebelumnya namun masih dalam batas-batas yg Islami.
Jika perlu, berpisahlah untuk sementara waktu.
Percayalah sahabat, cara ini efektif banget bikin kita rindu pada rumah, anak dan istri. Bagiku, mungkin karena jadwal kerja suamiku yg 14 hari kerja dan 14 hari off (libur) di rumah, membuat setiap kali pertemuan benar-benar dinikmati. Alhamdulillah meskipun sedang berjalan 10 th pernikahan, tetap saja pernikahan kami dengan ijin Allah Ta’Ala seperti bulan madu terus… Alhamdulillah.
Selalu Berdoa,
Sahabatku, justru inilah kunci dari keharmonisan rumah tangga. Jangan pernah lelah memohon dalam setiap sholat agar rumah tanggamu selalu sakinah ma Waddah wa Rohmah dan penuh Barokah. Allah Subhana Hu Wa Ta’Ala lah pemilik hati, Dial ah yg berhak membolak-balikkan hati manusia, maka bermohonlah pada Rabb mu.
Selalu syukur nikmat,
Cobalah bayangkan, jika istri atau suami yg telah sekian lama setia mendampingimu itu tiba-tiba diambil oleh pemilik ruhnya (dipanggil Allah Ta’Ala), kita tidak akan pernah tau kapan ajal akan menjemput. Jadi nikmatilah setiap momenmu dengan anak dan pasangan hidupmu (baca : suami/istri) selagi masih bisa.
Sahabatku yg dirakhmati Allah Ta’Ala,
Demikianlah sedikit tips dari pribadi saya yg sederhana di dalam catatan yg sederhana ini pula, semoga rumah tangga kita tidak pernah terasa bosan dan monoton lagi, InsyaAllah…
Wassalam,
Cibubur 29 Mei 2010
RINA SYARIF,
Yg lemah dan miskin
Thursday, May 27, 2010
KENAPA SICH, KAMU SUKA MEMBANTAH...???
Sahabatku yg dirakhmati Allah Ta’Ala,
Pernah gak, dalam kondisi seperti ini, ketika menyuruh anak belajar atau mandi pasti banyaaak bener alasannya untuk mengatakan “tidak”, “nanti dulu” atau “Iya maa… sebentar lagi”. Bisa juga mereka mengemukakan seribu satu alasan supaya membantah perintah kita, meskipun pada akhirnya mereka juga akan mematuhi kita. Meskipun dengan wajah cemberut dan ditekuk dalam2.
Sahabat, saya pun sering mengalaminya sebagai seorang mama dengan tiga orang anak yg masih balita dan beranjak remaja. (Syukurlah yg terakhir masih 8 bulan, paling2 saya disembur jika malaikat mungil saya itu gak suka dengan bubur yg saya buatkan).
Sebenarnya jika kita mengetahui mengapa mereka demikian, sudah seharusnya kita tidak perlu terpancing emosi. Jika kita bisa memahami mereka, maka akan memudahkan kita dalam mendidik mereka. Sahabat, ada beberapa analisa saya dibawah ini, mengapa seorang anak suka membantah, mari kita bahas bersama faktor penyebabnya dahulu.
FAKTOR PENYEBAB ANAK SUKA MEMBANTAH :
Mencari Perhatian
Biasanya mereka suka membantah karena ingin mencari perhatian kita. Ingin beda sendiri dan lain dari saudara2 nya. Mereka berharap dengan demikian, mendapatkan perhatian kita melebihi perhatian kita pada saudara2nya yg lain.
Menunjukkan Jati Diri
Dia ingin menunjukkan kepada kita, bahwa dia sudah besar, dan ingin pendapatnya dihargai secara personal. Mama harus tau, apa mauku, benar atau salah belakangan… kira2 demikianlah yg ingin disampaikan anak kita.
Menunjukkan Perasaannya
Bisa jadi anak membantah ingin menunjukkan perasaannya pada kita. Biasanya ingin memperlihatkan rasa marah, kesal dan lain sebagainya. Misalnya begini, dia sedang asyik main PS tiba-tiba kita suruh mandi, maka langsung timbul reaksi membantah karena mereka marah kesenangannya diganggu/diinterupsi mamanya.
Menunjukkan Kekuasaan
Misalkan begini, di supermarket seringkali mereka meminta dibelikan sesuatu yg berbeda dengan perjanjian sebelumnya di rumah. Jika diingatkan, biasanya mereka akan membantah dan mengeluarkan jurus2 maut (seperti merengek, cemberut dll) supaya mamanya “mengalah” dan mereka “berkuasa” karena berhasil membujuk mamanya melakukan apa yg mereka inginkan.
Trus gimana doong… cara menghadapinya…?? Dibawah ini ada beberapa cara jurus2 maut untuk menghadapi anak yg suka membantah (jangan kalah dong, sama anak kecil..)
CARA MENGATASI ANAK YG SUKA MEMBANTAH
Cari Tau, Mengapa..?
Cari tau mengapa mereka membantah kita dan tidak mau menuruti nasehat kita (jadi balik ke tulisan yg diatas)
Bersabar
Ooops… jangan terpancing emosi yaa…. Sabar… sabar… Misalkan begini, jika anak, kita suruh mandi kemudian jawabnya “sebentar lagi, ma”. Maka beri mereka waktu sesuai dengan kesepakatan bersama “oke.. mama kasih waktu 10 menit lagi” jika mereka minta negosiasi “ 15 menit lagi..” maka kabulkan saja. “Oke 15 menit lagi, tapi setelah itu kamu harus segera mandi.. deal..?” Dijamin mereka akan senang karena merasa dihargai, sekarang tinggal kita yg harus bersabar menunggu mereka menepati janjinya.
Jelaskan Alasan
Berikanlah alasan yg paling masuk akal mengapa mereka harus mematuhi kita. Jangan katakan “pokoknya gak boleh ya gak boleh..” itu namanya otoriter. Ingat saja, waktu kecil kita juga benci kan, dibegitukan oleh kakek dan nenek mereka..? Contoh menjelaskan alasan, misalkan begini, jika kita larang mereka memainkan pisau, maka jelaskan bahwa pisau itu tajam, bisa melukainya, jika perlu perlihatkan betapa tajamnya pisau itu memotong sesuatu, katakan apakah mereka ingin jari tangannya seperti itu jika menjadikan pisau sebagai permainan.
Harus tegas dan jangan kompromi
Jika mereka masih membantah… Perlihatkan “Who’s the Boss”..siapa yg berkuasa, bukan dengan cara membentak mereka tapi acuhkan saja, seolah menulikan telinga.. pura2 tidak mendengarkan bantahan dan rengekan mereka. Katakan saja, “mama baru mau ngomong sama kamu, kalo kamu sudah patuh sama mama”. Cara ini efektif, karena mampu membuat kita tidak terpancing emosi.
Pujilah Mereka
Jika mereka akhirnya patuh pada kita, berikanlah pujian “Naah… gitu dong, itu baru anak sholeh/ah…ini baru calon penghuni syurga, nanti kakak/abang ajak mama masuk syurga juga ya sayang..” Dijamin mereka akan senang dan merasa dihargai dengan ucapan kita tersebut.
Biarkan Mereka Kecewa
Sekali-kali kita boleh kok bikin mereka kecewa, itulah kehidupan. Kelak dikala mereka dewasa dan berkompetisi, mereka pasti akan mengalami kekecewaan dalam hidup. Tidak selamanya keinginan mereka harus terpenuhi. Jangan biarkan mereka menjadi anak yg manja dengan memenuhi apa saja pinta mereka.
Tunjukkan bahwa Engkau Menyayangi mereka
Setelah rasa kecewa mereka reda, peluklah mereka, ucapkan bahwa apa yg kita lakukan itu untuk kebaikan mereka sendiri, karena kita menyayangi mereka. Perlihatkan bahwa anda tidak marah pada mereka tapi marah pada kelakuan mereka yg nakal.
Demikanlah sahabatku, sedikit analisa dari saya yg masih miskin ilmu tentang menghadapi anak2 yg terkadang suka membantah… Semoga ada manfaatnya bagi sahabatku yg membacanya. Jika sahabat ingin menambahkan, silahkan..
Segala kesempurnaan adalah milik Allah Subhana Hu Wa Ta’Ala, saya hanyalah yg dhoif yg sedang belajar ilmu Allah yg tersirat.
Wassalam,
Cibubur 26 Mei 2010
RINA SYARIF,
Yg lemah dan miskin ilmu
Tuesday, May 25, 2010
KELAK ENGKAU PUN AKAN BEGITU
“Nak… apakabarmu hari ini, sudah lama sekali mama tidak mendengar suaramu,” terdengar suara seorang perempuan paruh baya, dari ujung telepon sebelah sana. “Aku baik2 saja ma.. cucu-cucu mama juga sehat.. sudah ya ma, aku harus segera berangkat kerja, klienku sudah menungguku”. Jawab anaknya, seorang pengusaha sukses yg waktunya selalu disibukkan dengan kerja dan kerja. “Baiklah… doa mama selalu bersamamu” ucap suara sang ibu terdengar agak kecewa.
Perempuan tua itu mengusap airmata yg diam-diam menetes di pipinya. Terbayang di pelupuk matanya ketika jagoan kecilnya itu baru dilahirkannya. Dirawatnya baik-baik, disuapkannya makan, diayunkan supaya lelap tidurnya. Beranjak remaja, diturutinya apa mau anak laki-laki nya itu, sebatas kemampuannya akan dibelikan apapun pinta sang anak. Rasanya ilmu agama pun sudah cukup diajarkannya. Selalu diajak anaknya itu sholat berjama’ah dan mengaji. Namun mengapa seolah anaknya itu kini berubah…??
Biarlah ya Allah… aku membesarkan dan mendidik anakku karena Engkau, tidak sepantasnya aku bersedih seperti ini. Batinnya lagi.
Sahabatku yg dirakhmati Allah Ta’Ala,
Sekelumit prolog di atas menggambarkan betapa sedihnya hati orang tua kita dikala mereka telah renta dan butuh perhatian kita namun tidak didapatkan sesuai dengan harapannya. Sebenarnya jujur saja, pasti hal itu pula lah yg menggelayut dalam benak kita saat ini. Apakah anak2ku akan mengacuhkan ku pula dikala mereka beranjak dewasa kelak…?
Sahabat, coba lihat diri kita saat ini. Coba ingat-ingat lagi masa dimana kita masih kecil dan dalam pengasuhan orang tua kita. Terkadang apa yg menurut orang tua kita terbaik untuk kita, justru dibantah, karena dikala itu kita yakin bahwa pendapat kita lebih baik dari mereka. Bukankah jaman mereka berbeda dengan jaman kita (saat itu)..? Naah.. coba dikembalikan lagi pada kelakuan anak-anak kita sekarang. Coba perhatikan, dengan kritisnya mereka tidak mau menerima begitu saja pendapat kita tentang apa yg mereka kerjakan, pasti dibantah dulu, dengan gamblangnya mereka mengajukan dalil-dali yg sesuai dengan pemikiran mereka. Meskipun akhirnya toh mereka tetap akan menjalankan pendapat kita juga.. (dengan ikhlas ataupun terpaksa… karena gak betah dipelototin mama atau papanya teruuss..)
Sahabatku, saat ini kita hidup diantara dua masa. Kita sebagai anak yg memiliki orang tua yg membutuhkan perhatian kita, sementara kita juga sebagai orang tua yg sedang mendidik anak2 kita.
Sahabat, jika kelak anak-anak kita dewasa, maka maklumilah jika mereka akan jarang meneleponmu dan berkunjung padamu. Jangan bilang mereka anak yg durhaka, karena doa kita orang tuanya langsung didengar dan diIjabah Allah Subhana Hu Wa Ta’Ala. Tegakah kita sudah susah payah melahirkan, merawat dan mendidik mereka hingga dewasa namun mereka hanya akan jadi bahan bakar api neraka karena kita menyebut mereka sebagai anak durhaka..? Nau dzubillahi min dzaliik… Bersabarlah… Mereka mungkin sedang sibuk pula mendidik dan membesarkan cucu-cucumu, membina rumah tangganya. Sebagaimana yg sedang engkau rasakan sekarang.
Sahabat, marilah kita belajar ikhlas Lillahi Ta’Ala melakukan peran kita sebagai orangtua saat ini. Jangan mengharapkan balasan apapun dari anak-anak kita. Apalagi dalam bentuk materi. Cukuplah doa mereka saja yg kita harapkan. Bukankah doa anak yg sholeh dan sholehah lah yg akan menyelamatkan kita di dari siksa kubur..?
Namun sahabat,
Bagi orang tua kita saat ini, berikanlah perhatian dan kasih sayangmu sebaik mungkin. Engkau sudah merasakan betapa susah dan repot menjadi orang tua, penuh pengorbanan, tetesan darah dan keringat. Pastilah orangtua mu pun merasakan hal yg sama ketika mereka membesarkan kita. Jadi apa pantas kita mengacuhkan mereka setelah mereka berkorban demikian besar untuk kita…??
Sahabatku yg dirakhmati Allah Ta’Ala,
Inilah saatnya, keikhlasan mu sedang diuji… Jangan menyandarkan asa dan harapan pada manusia (pada anak kita kelak) nanti engkau akan kecewa… namun sandarkan dirimu pada Allah Subhana Hu Wa Ta’Ala semata. Niatkan semuanya Lillahi Ta’Ala, sehingga tidak akan ada rasa kecewa dan sedih berlebihan karena perbuatan anak-anak kita dikala mereka dewasa nanti. Anakmu bukan milikmu, mereka adalah amanah dari Allah Ta’Ala, dititipkan kepadamu untuk engkau rawat dan jaga sebaik-baiknya. Setelah itu… Biarlah waktu yg akan menjawabnya… Namun ingatlah satu hal, apa yg engkau tanam itulah yg akan engkau tuai/hasilkan kelak.
Semoga catatan sederhana ini bisa bermanfaat dan bisa menjadi bahan renungan bagi kita bersama, InsyaAllah…
Wassalam,
Cibubur 25 Mei 2010
RINA SYARIF,
Yg lemah dan miskin ilmu
Sunday, May 23, 2010
SESAL KEMUDIAN TIADA GUNA
Bismillahirrahmanirrahiim,
“Mama… tolong bacakan cerita ini untukku,” rajuk seorang gadis kecil pada mamanya. Sang mama yg sedang sibuk dengan pekerjaan kantor yg dibawanya pulang, hanya diam saja sambil matanya tak lepas dari layar monitor PC nya. “Ayoo dong, ma..” ulang sang gadis kecil lagi sambil menarik lengan mamanya. “Aduuh… menganggu saja.. minta bacain sana sama mbak Jum,” telunjuk sang mama mengarah ke arah dapur. Maksudnya Ia menyuruh anaknya dibacakan cerita oleh sang pembantu yg sedang sibuk di dapur. Dengan wajah sedih, sang anakpun berlalu dari situ.
Keesokan paginya ketika sang mama sudah kelihatan rapi hendak ke kantor, gadis kecil itu berlari memeluk mamanya. “Mama… jangan ke kantor, aku rindu pada mama.. sehari ini saja, aku janji tidak akan menganggu mama lagi,” pinta gadis kecil itu dengan bola mata sedih, memohon pada mamanya. “Mama tidak bisa sayang, hari ini mama ada meeting penting di kantor, nanti saja mama pulang kita main yaa…” bujuk sang mama sambil terus menyiapkan tas kantornya. “Tapi aku hanya minta sekali ini saja…”, sang gadis tidak mau melepaskan pelukannya dari kaki mamanya. “Permisi dong kak, mama mau jalan nih,” ucap sang mama berusaha melepaskan jemari mungil anaknya dari tungkai kakinya. Lalu sang mama berlutut dan mencium putri satu2nya itu. “Mama berangkat kerja dulu ya, sayang” dengan bergegas sang mama meninggalkan putri kecilnya sambil tidak lupa meninggalkan catatan yg panjang pada pembantu di rumah.
Gadis kecil itu termangu sendirian, masuk ke kamarnya dengan wajah murung. “Neng.. ini susu nya, mbak Jum tinggalin dulu ya, mbak mau jemur baju,” ucap mbak Jum pada anak majikannya. Si mbak pun ngeloyor pergi menunaikan tugasnya, sementara gadis kecil itu diam2 menangis di atas tempat tidurnya.
Tak berapa lama kemudian, gadis kecil itu mengambil selembar kertas, seperti hendak menulis sesuatu. Setelah selesai menulis, gadis yg baru berumur 5 th itu melipat kertas dan memasukkannya ke dalam amplop merah muda. Dia berniat menyerahkan surat itu pada mamanya, nanti setelah mamanya pulang dari kantor.
Menjelang sore, gadis kecil itu sudah ceria kembali, dia asyik bermain sepeda di halaman rumahnya yg memang tidak berpagar. Si mbak Jum memperhatikan dari kejauhan sambil menyirami tanaman di halaman rumah itu. Tanpa disangka-sangka, dari arah belakang sebuah sepeda motor melaju kencang dan menabrak sepeda gadis kecil itu, sang gadis terpental dan kepalanya membentur aspal… Mbak Jum yg melihat kejadian itu berteriak sekencang-kencangnya. Tidak berapa lama, satpam cluster perumahan itu datang, menangkap pengemudi sepeda motor yg ugal-ugalan itu untuk diserahkan ke polisi. Sementara dengan bantuan tetangga sekitar, gadis kecil itupun diantarkan ke rumah sakit terdekat.
Sang mama yg baru pulang dari kantor sekitar maghrib, bingung melihat rumahnya dalam keadaan gelap. Huuh.. dasar pembantu makan gaji buta… jam segini kok lampu2 belum dinyalakan, batinnya mengomel. Namun tidak berapa lama, sang mama dihampiri satpam yg sedang bertugas saat itu. “Ada apa pak..?,” tanyanya ketus. “Maaf bu, saya hanya mau mengabarkan jika putri ibu sedang di rumah sakit karena tadi sore ditabrak sepeda motor,” ucap pak satpam. Serasa disambar petir, tungkai perempuan itu langsung lunglai. “Mengapa bapak tidak mengabari saya..?, perempuan itu dengan nada marah berujar pada satpam yg berdiri di depannya. “Berkali-kali kami menghubungi ibu, tapi Hp ibu seolah tidak aktif..”. jawab sang satpam. Barulah perempuan itu tersadar jika sejak meeting tadi siang sampai malam ini, Hp nya belum diaktifkan lagi. “Maafkan saya pak… terima kasih infonya,” ucap perempuan itu sambil bergegas masuk ke dalam mobilnya, menuju rumah sakit yg dimaksud.
Namun apa daya, bukan putrinya yg lucu yg ditemuinya, yg selalu merajuk manja padanya tapi hanya jasad kaku yg siap dimandikan dan dimakamkan. Sungguh penyesalan teramat dalam menghinggapi hati sang ibu. Tak henti2 airmatanya mengalir..
Setelah melalui hari yg teramat berat, yaitu hari pemakaman putrinya, sang mama tanpa sengaja melihat amplop merah muda yg tergeletak di meja belajar anaknya. Diluar amplop itu tertulis “untuk : mama tersayang”.. kembali airmata menggenang di pelupuk matanya. Perlahan dibukanya amplop itu dan dibacanya surat yg terdapat di dalamnya. Perempuan itu tau persis itu tulisan tangan anaknya yg masih berumur 5 th, namun sudah bisa menulis dan membaca. “mama… maafin aku… aku sayang mama.. aku gak ganggu mama lagi… mama jangan marah ya..” hanya itu tulisannya, tapi mampu membuat sang mama tergugu… Dia ingat, anaknya pernah berujar hanya minta sehari saja bersamanya.. Dia ingat ketika menyebut anaknya sebagai penganggu… dan kini.. putri kecilnya itu tidak akan pernah lagi menganggunya.. selama-lamanya.
Sahabatku,
Mohon jangan acuhkan anak2 kita.. . Mereka mutiara yg tiada ternilai harganya… Bersabarlah dengan tingkah polah mereka… Allah Subhana Hu Wa Ta’Ala selalu memudahkan tugas kita dalam mengasuh dan mendidik mereka selama engkau tidak lupa memohon padaNYA..
Karena… sesal kemudian tiada guna…
Semoga kisah ini ada manfaatnya, InsyaAllah..
Wassalam,
Cibubur 23 Mei 2010
RINA SYARIF
Yg lemah dan miskin ilmu.
Saturday, May 22, 2010
KECUPAN DI DAHI
“Assalamu’alaikum, ma…”, kecupan lembut mendarat di dahi perempuan cantik itu. Perlahan dibukanya matanya, dipandangi wajah yg sudah keriput dan rambut yg mulai memutih, namun herannya senyum itu masih sama seperti 35 th yg lalu. Masih menawan dan tampan… “Wa’alaikumsalam… “, jawab perempuan yg masih terlihat anggun itu sambil mengelus pipi suaminya. “Terima kasih ya pa..” ucapnya lagi. “Untuk apa..?” sang suami balik bertanya. “Karena engkau tidak pernah bosan mengecup keningku setiap kali membangunkan aku”, jawab sang istri sambil memandang mesra pada suami tercintanya. “Yuk, wudhu… kita jama’ah Qiyamul lail seperti biasanya,” ajak sang suami lembut. Sang istri pun mengangguk.
Setelah mereka selesai sholat Qiyamul Lail berjama’ah, sang suami menggenggam jemari istrinya. “Mama kuat jalan ke mesjid..?” rematik yg menyerang kaki istrinya terkadang membuat sang istri agak kesulitan berjalan di udara dingin. “InsyaAllah, pa..” jawab istrinya tersenyum. Dengan perlahan sepasang suami istri yg sudah sepuh itu menyiapkan diri untuk sholat shubuh berjama’ah di mesjid yg tidak jauh dari rumah mereka.
Sambil terus bergandengan tangan, mereka berjalan menuju mesjid yg hanya beberapa meter dari rumah mereka. Sesampai di mesjid sang suamipun melepaskan tangan sang istrinya, tersenyum dan melambai pada perempuan yg sudah menganugrahinya anak2 yg sholeh dan sholehah, yg kini telah memiliki keluarga masing2 pula.
Selalu begitu, tidak pernah lupa sang suami mengecup kening sang istri setiap kali membangunkannya. Hingga suatu ketika beberapa tahun kemudian, stroke menyerang sang istri. Penyakit itu memaksa sang istri untuk dirawat di rumah sakit. Berhari-hari sang suami tidak pernah lepas mendampingi istri tercinta. Setiap saat tidak bosan ia lantunkan ayat2 suci Al Qur’an disamping tubuh istrinya yg lemah.
Pada suatu malam, sang istri membisikkan sesuatu ke telinga suaminya. “Pa, InsyaAllah tugasku di dunia sudah selesai, anak2 sudah selesai kuliah, bekerja dan sudah mempunyai keluarga sendiri pula… maafkan aku jika selama ini mendampingimu lebih banyak membuatmu bersedih daripada tersenyum.. Maafkan aku jika masih belum sempurna menjadi pendamping hidupmu..” Seketika itu pula mata sang suami berkaca-kaca, entah mengapa sepertinya belahan jiwanya ini mempunyai firasat, bahwa waktunya tinggal sebentar lagi. “Ssstt… gak boleh ngomong begitu, umur rahasia Allah, sayang… jangan2 kamu sudah bosan mendampingiku selama ini…?, “ jawab sang suami lembut. “Aku hanya ingin bertanya.. mengapa lebih dari 40 th ini, engkau selalu setia mendampingiku..? mengapa semasa dulu ketika papa punya banyak uang dan kesempatan tidak berpaling mencari istri yg lebih cantik dariku..?” Tanya sang istri pada suaminya. Dengan tersenyum sang suami menjawab, “Aku kan sudah pernah bilang, bahwa banyak perempuan yg cantik dan jumlahnya selalu bertambah… namun yg bisa membuatku nyaman, rindu, cinta, nafsu dan sayang cuma kamu seorang permaisuriku..” Ditatapnya manik mata sayu istrinya, “Mau tau lagi kenapa..? karena engkau tidak pernah membantahku, selalu menjaga kehormatanmu, dengan sabar merawat dan mendidik buah hati kita dan yang terpenting engkaupun setia mendampingiku…”. Perlahan menetes air mata haru dari pelupuk mata sang istri. “ Terima kasih ya sayang..” bisik lemah si istri sambil kembali menutup matanya.
Menjelang hari ke-5 di rumah sakit, datanglah saat itu, tubuh sang istri bergetar hebat, mengigil… sakratul maut sepertinya siap menjemput. Dengan dipandu suaminya, sang istri berhasil mengucapkan dua kalimat syahadat sebelum menutup mata untuk selamanya. Tidak ada airmata yg menetes, karena sang suami tidak rela jika istrinya disiksa di alam kubur hanya karena tetesan air mata sesal dirinya. Dengan lembut kembali dikecupnya kening sang istri… “Inna Lillahi Wa Inna Illaihi Ro’jiun… selamat jalan sayang, semoga amal ibadahmu menjadi teman setia di alam kuburmu, aku akan selalu mencintaimu bahkan di kehidupan setelah kematian..”, ucap sang suami untuk terakhir kalinya.
Kecupan di dahi… sesuatu yg sangat ringan dilakukan namun mampu menguatkan rasa cinta sepasang suami istri.
Jangan pernah remehkan hal2 kecil yg ditunjukkan oleh suami/istrimu, karena bisa jadi suatu ketika itu adalah hal terakhir yg bisa Ia lakukan untukmu sebelum ajal memisahkan..
Semoga kisah ini ada manfaatnya,
Wassalam,
Cibubur, 22 Mei 2010
RINA SYARIF
Thursday, May 20, 2010
BE POSSESSIVE WITH YOUR FAITH
Sahabatku yg dirakhmati Allah Ta’Ala
Suatu hal yg sangat manusiawi sekali dengan sifat memiliki/posessif yg ada pada diri setiap orang. Seorang istri maupun suami pasti merasa bahwa pasangannya adalah "milik"nya. Rasanya gak rela jika harus berbagi hati dan jasad pasangan hidup kita (baca : suami/istri) dengan orang lain. Mungkin hanya segelintir perempuan saja yg ikhlas untuk membaginya dengan perempuan lain (poligami). Tapi… tunggu dulu.. catatan sederhana ini tidak akan membahas tentang poligami, tapi tentang sifat memiliki/posessif yg saya singgung di awal tadi. Begitu pula sebaliknya, suami mana yg rela istri tercintanya "main hati" dengan laki2 lain.
Rasa Posessif juga bisa kita rasakan pada benda atau barang. Pasti ada rasa sangat kehilangan jika mobil yg sudah dibeli dengan hasil keringat sendiri tiba2 raib dari garasi rumah. Pasti panic dan buru2 lapor polisi. Atau baru juga terima gaji, dompet masih tebal gara2 desak-desakan di dalam bus… eh, tiba2 hilang berpindah ke tangan pencopet yg lihai aduhai…
Begitu besar rasa memiliki pada hal2 kasat mata yg telah menjadi bagian dari hidup kita. Namun sahabatku, sebenarnya ada satu hal yg kita punyai namun terkadang justru kita sendiri lah yg membiarkannya "hilang" atau "dicuri" secara perlahan-lahan. Herannya lagi tidak ada rasa sedih yg sangat mendalam atau tangisan yg meraung-raung ketika "sesuatu" itu diam2 mulai hilang atau tergerus… Itu lah dia "Iman" sahabatku…
Sahabatku yg dikasihi Allah Ta’Ala,
Pernah gak bertanya dalam hati begini, kenapa ya dulu saya selalu berlinangan airmata kalo lagi sholat, atau ketika membaca dan mendengarkan ayat2 suci Al Qur’an juga sewaktu sedang menengadahkan tangan memohon pada Allah Subhana Hu Wa Ta’Ala. Rasanya bisa berderai-derai air mata ini mengalir, namun mengapa sekarang tidak lagi ya…? Mengapa dulu rasanya bersalah sekali jika tidak sholat diawal waktu namun kini rasa bersalah itu lenyap sudah ya…?
Semua yg engkau rasakan itulah "manisnya Iman". Hati-hati lah sahabat, jika pertanyaan2 di atas pernah muncul di benakmu, bisa jadi "Rasa manisnya Iman" itu perlahan-lahan sudah mulai "hilang/dicuri". Siapa yg mencurinya..? Jawabannya Syeithan LaknaTullah yg berkolaborasi dengan nafsumu. Mengapa ketika rasa"manisnya Iman" itu mulai hilang tapi engkau tidak merasakan kehilangan sebesar rasa kehilangan ketika mobil mu dicuri..? atau mengapa tidak sesedih ketika istrimu "dicuri" orang…?
Mengapa sulit sekali untuk Posessif pada Iman kita…?
Sahabatku yg dirakhmati Allah Ta’Ala,
Mulai hari ini, marilah kita sama2 berjanji untuk memelihara dan menjaga Iman kita sebaik-baiknya. Bagaimana caranya…? Sholatlah di awal waktu secara terus-menerus, mulailah kerjakan sholat sunnah disamping yg fardhu. Peliharalah ibadahmu, rasa ketergantunganmu yg amat sangat pada Rabb-mu. Jadikanlah ibadah suatu kebutuhan bukan kewajiban… InsyaAllah akan engkau rasakan "Manisnya Iman". Setelah itu, jagalah baik2, jangan biarkan Syeithan LaknaTullah "membujukmu" untuk melepaskannya, supaya bisa "dicurinya". Sahabatku.. Posessif lah pada Imanmu…
So, Ladies and Gents… from this moment, be possesive with your faith..
"Keep the faith… keep the faith… Lord, we got to keep the faith…"
Semoga catatan sederhana ini ada manfaatnya, InsyaAllah..
Wassalam,
Cibubur 15 Mei 2010
RINA SYARIF,
Yg lemah dan miskin ilmu